Jumat, 17 September 2010

Kampung Halaman..


Ga punya apps sotosop, jadi tak di edit dan alamiah.. =='

Senin, 13 September 2010

Rollerblade Impian.. (Ngayal Tuboleh)

Rollerblade 1
Ini gambar sepatu roda pilihan 1, kira-kira harganya berapa ya? (no available in Indonesia kali nih) =__=
Rollerblade 2
Rollerblade kedua, tapi kurang asik aja dilihat. Ada itunya sih di roda belakangnya (itunya tu gatau gw apaan) 
Penting nih kalo misalnya sudah punya rollerblade, harus punya ini juga. Yaaah, kemungkinan kecil juga ada kecelakaan saat main ini..

Yang ini menurut gw ya bagus, haha. Secara, hitam warnanya..


Helmet 
Penting buat kepalamu itu, biar ga kebentur..













Tapi, kapan ya saya bisa beli itu semua? Cari dimana ya kalo di Bekasi? Ada referensi? Harganya berkisaran berapa ya? Saya pengen sangat ini, soalnya nanti kalo kuliah atau kemana-mana telat, saya kan bisa pake ini hehe. Tergantung sikon juga bro! Lagian pakai rollerblade kan gapakai macet. Tinggal sar...ser...wussssh, nyampe tujuan, tapi tergantung keadaan jalan sih ya bro. Lagi mengumpulkan uang nih saya, kalau cukup kan nanti bisa beli rollerblade (amin!). Ahahaha, kalo bisa sih itu jadi hadiah saya kek, hahaha.. (mengharap yang gila)

Jumat, 03 September 2010

Menjerat Penjahat dengan Sains (with pict)

INGAT DETECTIVE CONAN?
Apa hubungannya? Ini ada hubungannya looooh!!
Dalam mengungkap berbagai tindak kejahatan, pihak kepolisian menggunakan berbagai macam disiplin ilmu yang diramu sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat untuk proses penyelidikan. Ilmu-ilmu yang terkait dalam penyelidikan, antara lain: ilmu kimia, contohnya untuk mengungkap sidik jari si pelaku; ilmu fisika, contohnya untuk mempelajari DNA; Ilmu psikologi, contohnya digunakan pada saat interogasi dan tes kejiwaan; dan masih banyak ilmu lagi yang digunakan, tergantung pada kasus-kasus yang akan dipecahkan.

Ilmu-ilmu dasar di atas kemudian dijadikan sebagai patokan dalam pengembangan beberapa bentuk analisis yang ada dalam kriminologi (ilmu yang mempelajari dunia kriminal). Misalnya seperti analisis sidik jari, analisis serbuk, analisis serat, analisis jejak kaki, analisis darah, DNA, masih banyak lagi.


Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Dalam penyelidikan sebuah perkara kriminal, tempat kejadian perkara (TKP) merupakan hal yang sangat penting dalam penyelidikan awal. Di tempat kejadian perkara mungkin akan ditemukan korban; barang bukti, seperti sidik jari, serbuk, ataupun helaian rambut, dan saksi.
Memeriksa suatu barang bukti di TKP (pic: DC)

Sidik Jari
Sidik jari adalah tanda berupa rangkaian garis yang ada pada bagian dalam jari di bagian atas tangan manusia. Jika kita memegang suatu benda, keringat, minyak, dan asam amino yang berada di atas kulit akan meninggalkan pola yang khas pada benda yang terpegang. 
Fingertip, check in!
Pola sidik jari terbentuk sebelum kita lahir, sidik jari terbentuk sewaktu kita masih di dalam rahim. Identitas tiap manusia tersebut terbentuk di bawah lapisan kulit yang disebut dermal papilae. Selama lapisan kulit yang disebut papilae ini masih berada di kulit, sidik jari akan selalu ada walaupun sehabis terluka atau terbakar. 
Pada tahun 1892, Francis Galton memublikasikan buku yang berjudul Finger Print, dan sejak itu pola  sidik jari banyak digunakan dalam dunia kepolisian.


Analisis Serat dan Bubuk
Dalam melakukan tahapan penyelidikan, petugas kepolisisan juga harus memerhatikan hal-hal yang kecil seperti serat. Serat yang tertinggal di TKP dapat berupa serat dari pakaian, topi, kaus kaki, dan sarung tangan. Dalam tindak kejahatan, pelaku kadang kala meninggalkan serat-serat tersebut ketika kontak dengan suatu benda ataupun mungkin terjepit di jendela. Pihak penyidik akan membandingkan serat yang ditemukan dengan berbagai barang berserat yang mungkin dikenakan oleh tersangka.
Selain serat, rambut juga kadangkala dijadikan sebagai salah satu barang bukti. Rambut merupakan salah satu bukti penting yang dapat mengidentifikasi unsur dan jenis kelamin tersangka. Dengan peralatan yang canggih, dari rambut dapat teridentifikasi golongan darah dan DNA si pelaku.
Seorang penyidik seringkali juga menemukan berbagai macam bubuk di TKP. Bubuk yang ditemukan dapat berupa tanah, bedak, bubuk mesiu, kapur, ataupun barang-barang yang digunakan untuk melakukan tindak kejahatan.
Bubuk-bubuk ini dapat diuji, baik dengan uji kimia maupun uji fisika yang hasilnya lalu dicocokkan dengan barang-barang tersangka. Uji fisika yang dilakukan, seperti analisis warna dan bentuk. Uji kimia yang dilakukan, seperti analisis bau, kelarutan, dan reaksinya terhadap asam dan basa.


Analisis Jejak Kaki dan Tulisan
Adakalanya dalam suatu tindak kejahatan, pelaku meninggalkan bukti berupa jejak sepatu / kaki. Dengan suatu perhitungan matematika, dari panjang jejak sepatu atau panjang jejak kaki dapat diidentifikasi tinggi badan seseorang. 
Mengapa panjang jejak kaki bisa berhubungan dengan tinggi badan seseorang? Ya, karena pertumbuhan salah satu anggota tubuh akan memberikan proporsi yang sama pada pertumbuhan bagian lain. Ketika seseorang tumbuh menjadi tinggi, telapak kaki akan ikut pula membesar dan memanjang mengikuti proporsinya.
Hubungan tinggi tubuh dengan panjang telapak kaki bukanlah hal yang mutlak pada semua orang, namun ada kisaran rata-rata yang menghubungkan kedua nilai ini. Dari perhitungan rata-rata, panjang telapak kaki adalah 15% dari tinggi tubuh. Tinggi tubuh = (100/15) x panjang telapak kaki.


Analisis Darah dan DNA
Darah berkaitan erat dengan kriminologi, apalagi ketika teknologi sudah semakin maju dimana darah bisa menunjukkan identitas seseorang. Yakni melalui informasi tentang golongan darah dan DNA seseorang.
Seperti yang sudah umum diketahui, darah mempunyai berbagai macam tipe atau golongan. Golongan darah yang umum kita kenal adalah golongan darah A, B, AB, dan O. Golongan darah seseorang ditentukan oleh golongan darah orangtuanya karena golongan darah ditentukan oleh faktor keturunan yaitu berupa alel, salah satu dari beberapa materi genetik yang ada di DNA pada posisi tertentu di kromosom yang spesifik. Penentuan tipe darah dilakukan secara kimiawi di dalam laboratorium. Setelah ditemukan pola-pola alelnya, biasanya identifikasi seseorang sudah bisa dilakukan. Tentu setelah dicocokkan dengan darah tersangka yang ditemukan.
DeeNA
Kalau belum cukup sampai proses di atas, maka akan dilanjutkan dengan analisis DNA (dexyribonucleic acid). DNA ditemukan dalam setiap sel hidup, berupa senyawa yang membawa informasi genetik yang dibutuhkan untuk membuat suatu sel baru, atau lebih dikenal sebagai cetak biru untuk membentuk suatu sel. DNA setiap orang berbeda-beda dan unik sehingga dapat dianalisis dalam membantu penyelidikan tindak kejahatan.

Sumber : paket biologi & www.kompas.com